Hubungi Kami
SEAFOOD SAVERS (WWF-INDONESIA)
GRAHA SIMATUPANG, TOWER 2, UNIT C, 11TH FLOOR
JALAN LETJEN TB SIMATUPANG KAV. 38
JAKARTA SELATAN – 12540
INDONESIA
PHONE +62 21 782 9461 | FAX +62 21 782 9462
SEAFOOD SAVERS (WWF-INDONESIA)
GRAHA SIMATUPANG, TOWER 2, UNIT C, 11TH FLOOR
JALAN LETJEN TB SIMATUPANG KAV. 38
JAKARTA SELATAN – 12540
INDONESIA
PHONE +62 21 782 9461 | FAX +62 21 782 9462
Fairmont Sanur Beach Bali adalah resort mewah yang berlokasi di dekat pantai Sanur yang penuh sejarah dan pusat seni, budaya dan tradisi Bali. Bangunannya sendiri terletak di tengah-tengah 4 hektar taman tropis yang rimbun dengan menawarkan contemporary tropical living.
Semangat Fairmont untuk “to connect our guests to the very best of our destinations” kini merambah ke dalam dunia perikanan. Sebagai bentuk dukungan dan tekadnya untuk mendukung perikanan berkelanjutan, Fairmont Sanur membuktikan melalui keikutsertaannya dalam program Seafood Savers untuk 16 komoditasnya menuju CoC (Chain of Custody) standard.
PT Mega Marine Pride atau PT MMP berhasil meraih sertifikasi ekolabel perikanan Aquaculture Stewardship Council (ASC) untuk komoditas udang vannamei (Litopenaus vannamei). ASC merilis sertifikat untuk unit budi daya PT Delta Guna Sukses yang merupakan penyuplai PT Mega Marine Pride pada 15 Januari 2019 berlaku sampai 14 Januari 2022 dengan 1,161.55 MT, 200 pekerja, 68 tambak, 23 ha-method budidaya intensif di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
PT Mega Marine Pride merupakan perusahaan yang memproduksi makanan laut mulai dari produk udang di Jawa Timur. Dengan keluarnya sertifikasi ini, maka PT Delta Guna Sukses bersama PT Mega Marine Pride telah mendapatkan pengakuan secara internasional terkait komitmennya untuk melakukan dan mendukung praktik budi daya udang yang bertanggung jawab.
PT Irian Marine Product Development merupakan salah satu perusahaan pengolah udang yang berada di Sorong, Papua Barat. Berdiri pada tahun 1970, perusahaan memasarkan berbagai jenis produk udangnya ke pasar domestik dan Jepang.
PT Irian Marine Product Development berkomitmen terhadap keamanan pangan produknya di Papua. Dengan menggandeng Seafood Savers, perusahaan mendaftarkan komoditas Udang Jerbung (Penaeus merguiensis) ditangkap dengan trammel net di timur Laut Arafura dan perairan Merauke. Perusahaan menandatangani Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama Pra-Anggota pada 28 September 2018 dan akan melanjutkan tahap Conditioning menuju keanggotaan penuh Seafood Savers.
Indosigma Surya Cipta merupakan salah satu perusahaan penghasil kerupuk udang dan kerupuk kentang yang berada di kota Semarang, Jawa Tengah. Berdiri pada tahun 1995, perusahaan memasarkan berbagai jenis produk kerupuk udangnya ke beberapa negara, khususnya Eropa, Timur Tengah dan Asia, dengan misi memberikan nilai tambah dari hasil perikanan serta menyebarluaskan pada seluruh dunia tentang produk Indonesia yang berkualitas dan higienis.
Maka dari itu, PT. Indosigma Surya Cipta berkomitmen terhadap keamanan pangan produk yang dihasilkan. Dengan menggandeng Seafood Savers, perusahaan mendaftarkan komoditas udang (Metapenaeus tenuipes) ditangkap dengan trammel net dan posong (trap). Perusahaan menandatangani Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama Pra-Anggota pada 5 Oktober 2018 dan akan melanjutkan tahap Conditioning menuju keanggotaan penuh Seafood Savers.
PT Winson Prima Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang seafood processor dan cold storage sejak tahun 2006. Dengan mengerahkan armada nelayan di kawasan perairan Aceh dan Sumatera Utara (WPP 571 dan WPP 572), perusahaan ini menjalankan bisnisnya untuk memenuhi pangsa pasar Amerika dan Asia.
Mewujudkan visinya yang berbunyi “Menjamin pengendalian keamanan pangan di setiap rantai produksi secara menyeluruh untuk menjaga kualitas hasil perikanan”, perusahaan memutuskan untuk berkontribusi dalam program perbaikan perikanan bersama WWF-Indonesia melalui keanggotaan Seafood Savers. Penandatangan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama anggota Seafood Savers yang dilakukan Oktober 2018 menjadi landasan hukum bagi kedua belah pihak untuk melakukan perbaikan perikanan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) menuju sertifikasi ekolabel Marine Stewardship Council (MSC).
CV Indotropic Fishery merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis di bidang pengolahan dan pembekuan ikan karang sejak tahun 2004 Perusahaan yang berlokasi di Banggai, Sulawesi Tengah ini mendapatkan bahan baku udang dari nelayan di perairan WPP 713 dengan menggunakan metode handline dan longline untuk memenuhi pangsa pasarnya baik dalam negeri dan luar negeri, seperti Jepang, Eropa, Amerika dan Australia.
Tergerak oleh visinya yang bertekad untuk menjadi perusahaan terdepan dalam mengembangkan industri pengolahan ikan, berorientasi kepada kualitas dan keamanan pangan dengan standard internasional, CV Indotropic Fiishery berinisiatif untuk melibatkan diri dalam upaya perbaikan perikanan tangkap atau yang lebih sering dikenal sebagai Fisheries Improvement Project (FIP). Bergabungnya perusahaan ini dengan Seafood Savers menandai dimulainya proses implementasi FIP komoditas ikan karang di lokasi tangkap yang didaftarkan menuju perikanan berkelanjutan.
PT Pahala Bahari Nusantara (PT PBN) merupakan sebuah perusahaan exporter tuna yang berdiri sejak tahun 2009 dan berkantor pusat di Jakarta Barat. Perusahaan ini bergerak dalam bisnis pengolahan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) dan cakalang (Katsuwonus pelamis) untuk menjadi beberapa produk. Diantaranya adalah tuna precooked loin dan tepung ikan.
Dalam upaya penerapan bisnis seafood yang berkelanjutan, perusahaan bertekad untuk menjalani program perbaikan perikanan atau Fisheries Improvement Program Seafood Savers. Dalam keanggotaan ini, perusahaan akan menjalani FIP dengan lokasi tangkap Laut Flores (WPP 713) dan Laut Banda (WPP 714). Awal mula kerja sama FIP ini dimulai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama Pra-Anggota pada bulan Juli 2018. Pada Oktober 2018, perusahaan menandatangani Perjanjian Kerja Sama yang menandakan bahwa perusahaan telah secara resmi menjadi anggota Seafood Savers dan mengimplementasikan FIP.
PT Mustika Minanusa Aurora (PT MMA) merupakan perusahaan mitra Seafood Savers yang bergerak dalam komoditas budidaya Udang Windu (Penaenus monodon). Berpusat di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, PT MMA juga memiliki pabrik mitra yang terletak di Pati, Jawa Tengah dan Pulau Laut, Kalimantan Selatan. Melalui hatchery udang, PT MMA telah mampu memproduksi 20 juta udang per tahunnya. Dengan menggandeng Seafood Savers menjadi mitra, PT MMA berkomitmen untuk mengimplementasi program perbaikan budidaya menuju proses sertifikasi ASC.
PT Bumi Menara Internusa atau PT BMI berhasil meraih sertifikasi ekolabel perikanan Aquaculture Stewardship Council (ASC) untuk komoditas udang vannamei (Litopenaus vannamei). ASC merilis sertifikat untuk unit budi daya PT Tiwandi Sempana yang merupakan penyuplai PT Bumi Menara Internusa pada 7 Maret 2018 berlaku sampai 7 Maret 2021 dengan 80 MT, 28 pekerja, 17 tambak, 9 ha-metode budidaya intensif di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
PT BMI merupakan perusahaan yang memproduksi makanan laut mulai dari produk udang dan kepiting segar hingga berbagai jenis seafood di Jawa Timur. Dengan keluarnya sertifikasi ini, maka PT Tiwandi Sempana bersama PT BMI telah mendapatkan pengakuan secara internasional terkait komitmennya untuk melakukan dan mendukung praktik budi daya udang yang bertanggung jawab.
Berita mengenai perolehan sertifikasi bisa dibaca disini
PT Iroha Sidat Indonesia merupakan sebuah perusahaaan yang bergerak dalam bidang perikanan budi daya dan pengolahan sidat (Anguilla sp.) di Indonesia. Perusahaan ini melakukan budi daya sidat di Banyuwangi dimana asal glass eel didominasi ditangkap di wilayah perairan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Selanjutnya, sidat yang dipanen dari tambak akan diolah menjadi sidat panggang dengan saus (unagi kabayaki) di pabrik pengolahannya untuk memenuhi mangsa pasar domestik dan internasional.
Perusahaan ini berkomitmen untuk terlibat dalam program perbaikan perikanan budidaya AIP (Aquaculture Improvement Program) melalui keikutsertaan dalam program Seafood Savers. Perusahaan melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama Pra-Anggota pada 2 Februari 2018. Pada Oktober 2018, perusahaan menandatangani Perjanjian Kerja Sama yang menandakan bahwa perusahaan telah secara resmi menjadi anggota Seafood Savers dan mengimplementasikan AIP.
Natura Seafood adalah nama dagang PT Oceanus Natura Abadi yang menyuplai produk seafood dengan kualitas premium dari nelayan Indonesia. Seluruh produk ditangkap dengan menggunakan armada kapal nelayannya yang beroperasi di WPP 712, 714 dan 718. Berdiri pada tahun 2016, Natura Seafood membangun kemitraan dengan perusahaan perikanan demi menyediakan produk berkualitas premium dan terjangkau sembari memberikan dampak positif bagi perekonomian nelayannya.
Natura Seafood memasarkan produknya ke ritel, distributor, restoran, kafe dan langsung ke konsumennya di Jakarta dan Bali. Sebagai perusahaan yang terlibat dalam rantai penjualan seafood, Natura Seafood merasa bertanggung jawab menjaga kelestarian sumber daya laut Indonesia. Tekadnya untuk mendukung program perbaikan perikanan dan bergerak bersama untuk perikanan berkelanjutan dibuktikan dengan keikutsertaannya dalam program Seafood Savers untuk 19 komoditasnya menuju CoC (Chain of Custody) standard.
PT IAMBEU Mina Utama (“I AM BE U”) berdiri pada tahun 1998. Nama IAMBEU berasal dari Bahasa Sansekerta, Tat Tvam Asi, yang bermakna “Aku adalah Kamu”.
Bergerak di bidang penyedia ikan berkualitas ekspor bagi industry perhotelan dan restoran di Bali, perusahaan ini juga mengekspor produk-produk ikan ke mancanegara, diantaranya Jepang, Australia, Amerika dan Taipei. Masyarakat lokal juga bisa membeli ikan hasil tangkapan segar di pasar ikan di lokasi pabrik pengolahan ikan.
Perusahaan ini dikembangkan oleh I Gusti Arya Eman Himawan, ST. Beliau sudah lama berkecimpung dalam industri dan bisnis perikanan di Indonesia. Dibawah kepemimpinan beliau, perusahaan ekspor produksi laut ini menjadi semakin kuat dan mendunia dengan memperhatikan perikanan yang berkesinambungan, budi daya akuatik, serta berbagai segi pemrosesan dan distribusi produk laut. PT IAMBEU Mina Utama berkomitmen untuk melindungi sumber daya laut dengan melaksanakan Aquaculture Improvement Program (AIP) melalui skema Seafood Savers untuk mendapatkan sertifikasi Aquaculture Stewardship Council (ASC).
I AM BE U adalah salah satu perusahaan perikanan komersil terdepan, yang menangkap dan menghasilkan produk laut yang berkelanjutan. Perusahaan ini menjalankan budi daya ikan kakap yang bersertifikasi dan berkelanjutan di Bali Utara, PT Bali Barramundi. I AM BE U menggabungkan pemahaman lokal dan keberlanjutan di bidang perikanan dengan pengetahuan dan keahlian internasional. Wujudnya adalah perusahaan yang berkomitmen pada kualitas, baik untuk produk maupun penyediaan produk ke seluruh penjuru dunia melalui praktik perikanan yang berkelanjutan. www.iambeu.com
PT Primo Indo Ikan merupakan perusahaan yang bergerak sebagai produsen ikan beku seperti cakalang dan tuna. Dengan mengerahkan armada nelayan di kawasan perairan Laut Bali dan Laut Flores, perusahaan ini menjalankan bisnisnya untuk memenuhi pangsa pasar Amerika dan Asia Tenggara.
Perusahaan mempunyai 2 unit prosesing plan yang berlokasi di Desa Halakodanuan, Kecamatan Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur dan Komplek Pelabuhan Benoa tepatnya di jalan Ikan Tuna I No. 1, Pedungan, Denpasar Selatan, Bali. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2009, PT Primo Indo Ikan terus melakukan ekspansi dan berbagai perkembangan aktivitas perikanannya demi memasarkan produk seafood berkualitas.
Dalam rangka mememenuhi permintaan pasar akan sustainable seafood, PT Primo Indo Ikan memutuskan untuk berkontribusi dalam program perbaikan perikanan bersama WWF-Indonesia melalui keanggotaan Seafood Savers. Penandatangan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama anggota Seafood Savers yang dilakukan Maret 2017 menjadi landasan hukum bagi kedua belah pihak untuk melakukan perbaikan menuju sertifikasi ekolabel Marine Stewardship Council (MSC).
PT Kemilau Bintang Timur merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis pengolahan berbagai jenis seafood. Diantaranya adalah produk frozen fish, cumi-cumi dan pengawetan daging kepiting. Perusahaan ini mendapatkan produknya dari armada nelayan di perairan Jepara untuk memenuhi pangsa pasar mereka, yaitu Amerika Serikat.
Perusahaan dengan kantor pusat di Makassar dan Cirebon ini telah memiliki komitment untuk memperdagangkan seafood terbaik bagi pelanggan dan kelestarian sumber daya perikanan. Sebagai contoh, perusahaan ini telah menjunjung prinsip tracebility disetiap seafood yang dipasarkan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin keselamatan pelanggan dengan mampu mengidentifikasi setiap produknya.
Berangkat dari prinsip “Conserve the health of ocean ecosystems, Ensure responsible labor practices, Improve traceability and transparency and Support the long-term viability of the seafood industry” Kemilau Bintang Timur bersama Seafood Savers bertekad melakukan program perbaikan perikanan Fisheries Improvement Program (FIP) di Indonesia. Keterlibatan Kemilau Bintang Timur dalam keanggotaan Seafood Savers dikembangkan dengan mendaftarkan salah satu porduk unggulannya, yaitu kepiting ranjungan menuju sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC).
Berpegang pada misi “Become the best leading supplier of tuna fish and other seafood products in the world” PT Balinusa Windumas terus melakukan ekspansi bisnisnya dengan memproduksi berbagai produk tuna berkualitas tinggi, seperti Frozen Tuna Saku, Frozen Tuna Steak, and Frozen Tuna Loin. Untuk memperoleh produk perikanannya, perusahaan ini mengandalkan armada perikanan dari nelayan tradisional di Indonesia. Tepatnya, hasil tangkapan tuna di Samudera Hindia dengan metode handline atau pancing ulur.
Sebagai salah satu bentuk perwujudan misinya, perusahaan ini bertekad untuk memasarkan produk tuna yang tidak hanya berkualitas baik, tetapi juga eco-friendly. Tergerak oleh tekad ini, PT Balinusa Windumas bergabung dengan keanggotaan Seafood Savers. Dengan menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan Seafood Savers, PT Balinusa Windumas secara resmi menjadi peserta aktif perbaikan perikanan Madidihang (Yellowfin Tuna) dan Tuna Mata Besar (Big Eye Tuna) demi perikanan berkelanjutan di Indonesia.
PT Bogatama Marinusa atau PT BOMAR adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis di bidang pengolahan dan pembekuan udang. Pada awal berdirinya, yaitu tahun 1980-an, PT BOMAR terjun dalam bisnis budidaya dan hatchery (pembenihan) udang, khususnya udang windu dan udang vannamei. Sampai akhirnya pada 2001, perusahaan ini memilih untuk fokus sebagai industri pengolahan udang.
Menyadari meningkatnya permintaan pangsa pasar atas produk seafood yang ramah lingkungan, PT BOMAR berkomitmen untuk terlibat dalam program perbaikan perikanan budi daya AIP (Aquaculture Improvement Program) melalui keikutsertaan dalam program Seafood Savers. Dengan menandatangani Perjanjian Kerjasama Anggota Seafood Savers, PT BOMAR menjadi perusahaan anggota Seafood Savers keempat yang medaftarkan komoditas budidaya dalam program perbaikan yang difasilitasi WWF-Indonesia. Melalui skema keanggotaan ini, PT BOMAR akan bersinergi dengan tim aquaculture WWF-Indonesia untuk melakukan perbaikan praktik budidaya udang windu menuju sertifikasi Aquaculture Stewardship Council (ASC).
PT Cassanatama Naturindo adalah perusahaan yang memproduksi makanan kecil tradisional Indonesia. Beberapa produk PT Cassanatama Naturindo merupakan hasil produksi perikanan, seperti kerupuk udang dan kerupuk ikan. Perusahaan ini telah mengekspor hasil produksinya ke beberapa negara di Eropas khususnya Belanda, Belgia dan Inggris.
PT Cassanatama Naturindo berkomitmen terhadap keamanan pangan produk yang dihasilkan. Dengan menggandeng Seafood Savers, perusahaan yang berdiri pada tahun 1994 dan berkantor pusat di Semarang ini mendaftarkan komoditas Metapenaeus Monoceros, Metapenaeus indicus dan Penaeus indicus dan memulai proses implementasi FIsheries Improvement Project (FIP) menuju sertifikasi MSC.
PT Celebes Seaweed Group, atau yang biasa disingkat dengan PT CSG, merupakan perusahaan yang menyediakan dan menjual rumput laut kering untuk agar-agar, kosmetik, kesehatan, industri pakan ternak, dan lain-lain. Perusahaan yang berkantor pusat di Makassar ini, memperoleh 70% dari produk dari Palopo dan sekitar (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan) dan 30 % dari Kabupaten Takalar, Bone, Sinjai (Sulawesi Selatan) dan Pusat Sulawesi. Bergabungnya PT CSG sebagai anggota Seafood Savers, menandai dimulainya proses implementasi Aquaculture Improvement Program (AIP) komoditas rumput laut Gracillia spp. yang berlokasi di Kecamatan Cenrana, Kabupaten Bone dan Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Kunjungi website PT CSG di sini untuk tahu lebih banyak tentang perusahaan ini.
UD Pulau Mas adalah perusahaan yang bergerak di usaha ekspor ikan karang hidup. Perusahaan yang berdomisili di Bali ini merupakan salah satu perusahaan yang berkomitmen dalam melakukan praktik-praktik perikanan yang bertanggung jawab.
PT Hatindo Makmur merupakan perusahaan saudara dari PT Satu Enam Delapan Benoa yang juga menjadi anggota Seafood Savers. Berlokasi di Benoa, Bali, perusahaan ini berdiri sejak tahun 1999 bergerak di bidang pengolahan dan pembekuan ikan, khususnya ikan pelagis.
Produk-produk tuna sirip kuning olahan milik PT Hatindo Makmur juga PT Satu Enam Delapan Benoa dipasarkan ke sejumlah negara tujuan, seperti Amerika Serikat, dan sebagian kecil Eropa serta Asia. Yang menarik, kedua perusahaan dengan unit perikanannya telah terhubung dengan perusahaan pembeli, Sea Delight, LLC yang telah meresmikan keanggotannya dalam Seafood Savers pada tahun 2012.
Ketahui lebih lanjut tentang perusahaan ini di sini.
Dokumen terkait keanggotaan PT Hatindo Makmur:
Laporan Penilaian Awal Praktik Perikanan menggunakan Standar Marine Stewardship Council untuk Komoditas tuna dengan metode handline di Sendang Biru, Malang, Jawa Timur dari Tim WWF Indonesia dan Seafood Savers untuk Perbaikan Pengelolaan Perikanan. Untuk dokumen, silahkan klik disini
Rencana aksi dipersiapkan oleh WWF Indonesia dan Implementasi rencana kerja FIP untuk PT. Hatindo Makmur dimulai sejak 2015. Untuk dokumen, silahkan klik disini.
Berbeda dengan perusahaan saudaranya, PT Hatindo Makmur, perusahaan ini didirikan pada tahun 2008 untuk fokus pada pengolahan dan pembekuan komoditas tuna sirip kuning.
Tergerak oleh permintaan pasar yang meningkat atas produk seafood ramah lingkungan, PT Satu Enam Delapan Benoa juga PT Hatindo Makmur berinisiatif untuk melibatkan diri dalam upaya perbaikan perikanan tangkap atau yang lebih sering dikenal sebagai Fisheries Improvement Project (FIP). Bergabungnya kedua perusahaan ini dengan Seafood Savers menandai dimulainya proses implementasi FIP komoditas tuna sirip kuning di lokasi tangkap yang didaftarkan menuju perikanan berkelanjutan.
Dokumen terkait keanggotaan PT 168 Benoa:
Laporan Penilaian Awal Praktik Perikanan menggunakan Standar Marine Stewardship Council untuk Komoditas tuna dengan metode handline di Sendang Biru, Malang, Jawa Timur dari Tim WWF Indonesia dan Seafood Savers untuk Perbaikan Pengelolaan Perikanan. Untuk dokumen, silahkan klik disini
Rencana aksi dipersiapkan oleh WWF Indonesia dan Implementasi rencana kerja FIP untuk PT. Hatindo Makmur dimulai sejak 2015. Untuk dokumen, silahkan klik disini.
PT Samudera Eco Anugrah (SEA) Indonesia sangat mendukung usaha-usaha perbaikan perikanan, baik budi daya maupun tangkap. Salah satu merek dagang dari perusahaan ini, Fish ‘n Blues, diklaim sebagai retailer dan pemasok seafood ramah lingkungan pertama di Indonesia. Seafood Fish ‘n Blues berasal dari nelayan dan petambak binaan WWF-Indonesia di bawah JARING-Nusantara, koalisi yang diinisiasi oleh 13 lembaga swadaya masyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan implementasi perbaikan perikanan di tingkat terendah rantai industri perikanan, yaitu nelayan dan atau petambak skala kecil.
Keterlibatan PT SEA Indonesia dalam Seafood Savers tidak lain untuk mengabsahkan klaim yang dibuat atas produk-produknya sebagai produk perikanan yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Dengan menjadi bagian dari usaha perbaikan perikanan, tangkap maupun budi daya, yang mengarah pada pencapaian sertifikasi perikanan berkelanjutan, perusahaan memiliki landasan yang lebih kuat dan obyektif dalam membuat klaim mengenai produk seafood ramah lingkungan (eco-friendly). Hingga saat ini, PT SEA Indonesia dengan Fish ‘n Blues-nya melayani konsumen lokal yang peduli pada asal-usul seafood yang dimakan di wilayah sekitar Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi (Jadetabek) dan Denpasar, Bali.
Komitmennya untuk seafood berkelanjutan dibuktikan dengan keikutsertaannya dalam keanggotaan Seafood Savers. Pada tahun 2015 PT SEA mendaftarkan produknya untuk menjalani AIP (Aquaculture Improvement Program) dan FIP (Fisheries Improvement Program). Di akhir tahun 2017 perusahaan ini menambahkan program perbaikan perikanan bagi 15 spesies produk menuju sertifikasi CoC (Custom of Custody).